Minggu, 27 Maret 2016

Juara 2 Essay Competition (Deplitbang HAMAS)



Keteladanan Sifat Nabi dalam Pengembangan Sumber Daya Insani
 AHMAD GHIFARI & LUTFI YUSUF
Matrikulasi STEI TAZKIA
Jl. Raya Dramaga Km 7, Bogor 16680

Perbankan Syariah kini sudah mulai menjamur di Indonesia. Terbukti sudah banyak Bank Umum, Unit Usaha, serta Bank Pembiayaan Rakyat yang berlandaskan syariah yang sudah berkembang dan tersebar banyak dan totalnya berjumlah 2.881 unit. Selain itu juga, sudah banyak tenaga kerja yang berkontribusi di dalamnya yang berjumlah 47.529 orang. Hal ini menyebabkan antusiasnya permintaan pegawai yang harus mengisi ribuan bank syariah yang ada di Indonesia.
Untuk mengisi permintaan tersebut juga menyebabkan banyak orang yang berbondong-bondong dalam meningkatkan kualitas diri serta bersaing dengan para kompetitor lainnya. Kualitas diri juga sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam mengisi kursi-kursi yang disediakan para pemegangnya untuk memegang amanah menjadi pegawai di bank yang akan mereka masuki.
Dalam hal ini tidak hanya kualitas diri yang dibutuhkan oleh pihak bank. Namun, kesungguhan, amanah serta kejujuran dalam bekerja sangat penting sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam saat beliau menjadi pegawai Khadijah dalam urusan berdagang.
Nabi Muhammmad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah teladan yang patut dicontoh dalam hal muamalah baik itu dalam berbisnis maupun pekerjaan lainnya. Hal ini penting sekali karena Indonesia sudah banyak dilanda kasus yang menyangkut dengan urusan perbankan syariah. Dari hal yang umum seperti riba, serta ketidakadilan dan ketidakjujuran terhadap nasabah saat melakukan akad. Oleh karena itu, perlunya sumber daya manusia yang sangat mumpuni dalam permasalahan perbankan khususnya bank syariah yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada.
Sumber daya insani menjadi salah satu solusi permasalahan yang sangat rumit dalam perbankan di Indonesia. Untuk mewujudkan sumber daya insani tentunya harus ada wasilah (jalan) dalam membentuknya dan itu perlu didukung oleh pihak-pihak yang memiliki keilmuan dalam bidang perekonomian islam yang syariah untuk berkontribusi didalamnya.

Professionalisme artinya mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Seseorang yang memiliki prinsip ini pasti mempunyai dampak kemajuan untuk kedepannya baik itu diri sendiri maupun orang lain yang bersamanya. Jika kualitas diri seseorang itu baik, maka akan berpengaruh baik untuk kinerja orang tersebut kepada orang yang mempekerjakannya. Dan sebaliknya, jika kualitas diri orang itu buruk, maka akan berpengaruh buruk juga terhadap kinerjanya kepada orang yang mempekerjakannya.
Dalam salah satu ayat Al-Qur’an yang berbunyi:

الْبَرِيَّةِ خَيْرُ هُمْ أُولَئِكَ الصَّالِحَاتِ وَعَمِلُوا ءَامَنُوا الَّذِينَ إِنَّ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakukan pekerjaan yang baik, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. Al-Bayyinah, 98:7)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kita sebagai umat muslim harus bisa memberikan contoh yang baik saat bekerja, karena manusia yang paling mulia adalah orang yang memberikan manfaat bagi sesamanya. Disamping itu juga, mengerjakan pekerjaan secara professional yang sesuai dengan syariat Islam bisa mendapatkan manfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat. Kita bisa mengimplementasikan hal ini ke dalam dunia nyata seperti berlaku jujur, bisa menyelesaikan amanah dengan baik, dan bekerja dengan bersungguh-sungguh.
Dalam kenyataannya di Indonesia masih banyak membutuhkan sumber daya insani yang menerapkan syariat Islam. Melakukan pekerjaan yang amanah sesuai dengan tanggung jawab serta meneladani apa yang nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam lakukan saat beliau berbisnis dengan cara berdagang. Tanggung jawab bukan hanya saat berbisnis semata namun juga saat kita bekerja untuk orang lain dan mengayomi orang dibawahannya saat menjadi pemimpin.
Sebagai orang yang mempunyai profesionalitas, karakter kejujuran sangat dibutuhkan. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat yang sangat fundamental yang harus dilakukan secara totalitas. Sifat ini menjadi tongkak kepribadian seorang muslim dalam beragama yang menjadi dasar terbentuknya sumber daya insani.
Nilai Islam juga tidak boleh disingkirkan. Untuk menilai kualitas diri, diperlukan penialian Islam terhadap diri seseorang. Islam sebagai suatu sistem hidup (way of life) yang harus dipegang teguh bagi seorang yang menjalankan syariat Islam dan juga mempunyai rules of the game atau aturan main dalam kehidupan. Sudah sampai mana penerapan nilai Islam dalam diri seorang tersebut?. Islam adalah agama yang komprehensif dan sangat kompleks dalam menjelaskan bagaimana orang yang beragama harus bersikap serta mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah ekonomi sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian. Sebagai bentuk ketaatan terhadap aturan agama justru seseorang akan lebih memilih nilai Islam dalam mengembangakan kualitas diri untuk menjadi orang yang profesional.
KESIMPULAN
Islam sebagai suatu sistem hidup (way of life) yang harus dipegang teguh bagi seorang yang menjalankan syariat Islam. Islam mempunyai rules of the game atau aturan main dalam kehidupan. Oleh karena itu untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan aturan tersebut, serta mencapai sumber daya insani harus ada instrumen-instrumen yang mendukung demi meningkatkan sumber daya yang dibutuhkan.
Akidah dan akhlak menjadi satu kesatuan yang bertujuan membentuk insani yang memegang dan menjaga nilai Islam dalam diri setiap perbuatan. Oleh karena itu, perlu dibutuhkan pendukung yang menjadi komponen dasar atau komposisi dalam membentuk sumber daya insani.
Hal yang dapat mendukung adanya unsur profesionalitas adalah: 1. Menerapkan nilai-nilai Islam 2.Kesungguhan dalam manjalankan amanah yang diberikan. 3. Menjaga kejujuran serta kepercayaan yang diberikan saat meneladani perilaku Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Untuk menanggulangi ketidak profesionalitas dalam kinerja di Indonesia, harus banyak generasi yang akan bangkit dalam kemajuan yang sangat pesat serta dapat mengimbangi kualitas diri sebagai seorang yang professional dalam bidangnya, bukan hanya sekedar bisa namun juga menerapkan nilai Islam dalam diri mereka dan dapat ditanamkan sejak awal.
DAFTAR  PUSTAKA
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.
Faza, A. D. (n.d.). Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam. Fossei Jabodetabek Artikel Ekonomi Islam , 1.
KBBI. (n.d.). Arti kata profesionalisme - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved Maret 2, 2016, from Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): http://kbbi.web.id/profesionalisme
OJK. (2015, September). Data Statistik Perbankan Syariah. p. 12.



           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar