Keteladanan Sifat Nabi dalam Pengembangan Sumber Daya Insani
AHMAD GHIFARI & LUTFI YUSUF
Matrikulasi STEI TAZKIA
Jl. Raya Dramaga Km 7, Bogor 16680
Perbankan
Syariah kini sudah mulai menjamur di Indonesia. Terbukti sudah banyak Bank
Umum, Unit Usaha, serta Bank Pembiayaan Rakyat yang berlandaskan syariah yang
sudah berkembang dan tersebar banyak dan totalnya berjumlah 2.881 unit. Selain
itu juga, sudah banyak tenaga kerja yang berkontribusi di dalamnya yang
berjumlah 47.529 orang.
Hal ini menyebabkan antusiasnya permintaan pegawai yang harus mengisi ribuan
bank syariah yang ada di Indonesia.
Untuk
mengisi permintaan tersebut juga menyebabkan banyak orang yang
berbondong-bondong dalam meningkatkan kualitas diri serta bersaing dengan para kompetitor
lainnya. Kualitas diri juga sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam mengisi
kursi-kursi yang disediakan para pemegangnya untuk memegang amanah menjadi
pegawai di bank yang akan mereka masuki.
Dalam
hal ini tidak hanya kualitas diri yang dibutuhkan oleh pihak bank. Namun,
kesungguhan, amanah serta kejujuran dalam bekerja sangat penting sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu
‘Alaihi Wasallam saat beliau
menjadi pegawai Khadijah dalam urusan berdagang.
Nabi
Muhammmad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah teladan yang patut dicontoh dalam hal muamalah
baik itu dalam berbisnis maupun pekerjaan lainnya. Hal ini penting sekali
karena Indonesia sudah banyak dilanda kasus yang menyangkut dengan urusan
perbankan syariah. Dari hal yang umum seperti riba,
serta ketidakadilan dan ketidakjujuran terhadap nasabah saat melakukan akad.
Oleh karena itu, perlunya sumber daya manusia yang sangat mumpuni dalam permasalahan
perbankan khususnya bank syariah yang dapat menjadi solusi dari permasalahan
yang ada.
Sumber
daya insani menjadi salah satu solusi permasalahan yang sangat rumit dalam
perbankan di Indonesia. Untuk mewujudkan sumber daya insani tentunya harus ada
wasilah (jalan) dalam membentuknya dan itu perlu didukung oleh pihak-pihak yang
memiliki keilmuan dalam bidang perekonomian islam yang syariah untuk
berkontribusi didalamnya.
Professionalisme
artinya mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang professional. Seseorang
yang memiliki prinsip ini pasti mempunyai dampak kemajuan untuk kedepannya baik
itu diri sendiri maupun orang lain yang bersamanya. Jika kualitas diri
seseorang itu baik, maka akan berpengaruh baik untuk kinerja orang tersebut
kepada orang yang mempekerjakannya. Dan sebaliknya, jika kualitas diri orang
itu buruk, maka akan berpengaruh buruk juga terhadap kinerjanya kepada orang
yang mempekerjakannya.
Dalam
salah satu ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
الْبَرِيَّةِ خَيْرُ هُمْ أُولَئِكَ
الصَّالِحَاتِ وَعَمِلُوا ءَامَنُوا الَّذِينَ إِنَّ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan melakukan pekerjaan yang baik, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk. (QS. Al-Bayyinah, 98:7)
Ayat di atas menjelaskan bahwa
kita sebagai umat muslim harus bisa memberikan contoh yang baik saat bekerja,
karena manusia yang paling mulia adalah orang yang memberikan manfaat bagi
sesamanya. Disamping itu juga, mengerjakan pekerjaan secara professional yang
sesuai dengan syariat Islam bisa mendapatkan manfaat untuk kehidupan dunia dan
akhirat. Kita bisa mengimplementasikan hal ini ke dalam dunia nyata seperti
berlaku jujur, bisa menyelesaikan amanah dengan baik, dan bekerja dengan
bersungguh-sungguh.
Dalam
kenyataannya di Indonesia masih banyak membutuhkan sumber daya insani yang
menerapkan syariat Islam. Melakukan pekerjaan yang amanah sesuai dengan tanggung
jawab serta meneladani apa yang nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam
lakukan saat beliau berbisnis dengan cara berdagang. Tanggung jawab bukan hanya
saat berbisnis semata namun juga saat kita bekerja untuk orang lain dan
mengayomi orang dibawahannya saat menjadi pemimpin.
Sebagai
orang yang mempunyai profesionalitas, karakter kejujuran sangat dibutuhkan.
Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat yang sangat fundamental
yang harus dilakukan secara totalitas. Sifat ini menjadi tongkak kepribadian
seorang muslim dalam beragama yang menjadi dasar terbentuknya sumber daya
insani.
Nilai
Islam juga tidak boleh disingkirkan. Untuk menilai kualitas diri, diperlukan
penialian Islam terhadap diri seseorang. Islam sebagai suatu sistem hidup (way
of life) yang harus dipegang teguh bagi seorang yang menjalankan syariat Islam
dan juga mempunyai rules of the game atau
aturan main dalam kehidupan. Sudah
sampai mana penerapan nilai Islam dalam diri seorang tersebut?. Islam adalah
agama yang komprehensif dan sangat kompleks dalam menjelaskan bagaimana orang
yang beragama harus bersikap serta mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk
masalah ekonomi sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian.
Sebagai bentuk ketaatan terhadap aturan agama justru seseorang akan lebih
memilih nilai Islam dalam mengembangakan kualitas diri untuk menjadi orang yang
profesional.
KESIMPULAN
Islam
sebagai suatu sistem hidup (way of life) yang harus dipegang teguh bagi seorang
yang menjalankan syariat Islam. Islam mempunyai rules of the game atau aturan main dalam kehidupan. Oleh karena itu
untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan aturan tersebut, serta mencapai
sumber daya insani harus ada instrumen-instrumen yang mendukung demi
meningkatkan sumber daya yang dibutuhkan.
Akidah
dan akhlak menjadi satu kesatuan yang bertujuan membentuk insani yang memegang
dan menjaga nilai Islam dalam diri setiap perbuatan. Oleh karena itu, perlu
dibutuhkan pendukung yang menjadi komponen dasar atau komposisi dalam membentuk
sumber daya insani.
Hal
yang dapat mendukung adanya unsur profesionalitas adalah: 1. Menerapkan
nilai-nilai Islam 2.Kesungguhan dalam manjalankan amanah yang diberikan. 3.
Menjaga kejujuran serta kepercayaan yang diberikan saat meneladani perilaku
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Untuk
menanggulangi ketidak profesionalitas dalam kinerja di Indonesia, harus banyak
generasi yang akan bangkit dalam kemajuan yang sangat pesat serta dapat
mengimbangi kualitas diri sebagai seorang yang professional dalam bidangnya,
bukan hanya sekedar bisa namun juga menerapkan nilai Islam dalam diri mereka
dan dapat ditanamkan sejak awal.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah
Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.
Faza, A. D. (n.d.). Etika Bisnis Dalam
Perspektif Islam. Fossei Jabodetabek Artikel Ekonomi Islam , 1.
KBBI. (n.d.). Arti kata profesionalisme
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved Maret 2, 2016, from
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): http://kbbi.web.id/profesionalisme
OJK. (2015, September). Data Statistik
Perbankan Syariah. p. 12.