Sabtu, 17 Oktober 2015

Menjadi Akuntan Beretika dengan PSAK

Apa itu PSAK? Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan? Bukan. PSAK disini bukan berarti seperti yang biasa kita ketahui. PSAK adalah Pelatihan Sofskill Anak Akuntansi Islam. Kegiatan yang dibawahi oleh Departemen Litbang ini menjadi sebuah wadah untuk mengajari hal-hal yang mungkin tidak bisa didapatkan ketika di bangku perkuliahan. Melalui pelatihan seperti ini, wawasan mahasiswa akan bertambah mengenai akuntansi di dunia luar maupun pada prakteknya.

PSAK kali ini sudah ketiga kalinya pada masa amanah 2014/2015 dan diadakan pada hari Kamis (15/10/15). Namun ada yang istimewa dari para panitianya. Panitia kali ini bukan dari para pengurus, tapi calon pengurus dari angkatan 14. Istilahnya PSAK edisi ini merupakan tempat magang mereka sebelum benar-benar dipilih secara resmi siapa yang akan menjadi pengurus HAMAS masa amanah 2015/2016. Tema yang diangkat adalah “Etika Dasar Akuntan Islam”.

Acara dimulai pada pukul 13:00 oleh MC Fikri Abdullah dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-QurĂ¡n oleh Muhammad Fadil. Inti acara yang bertempat di Ruang 3.1 ini diisi oleh Sugiyarti Fatma Laela, M.Buss, Acc, CMA, Puket I Bid. Akademik. Beliau menjelaskan 7 kode etik seorang akuntan berdasarkan AAOIFI. Salah satunya adalah reliability, artinya dapat diandalkan baik itu akuntannya maupun informasi yang sudah dihasilkan. Dalam akuntansi manapun etika yang baik diperlukan karena ini menyangkut kelangsungan sebuah institusi/lembaga perusahaan. Kita lihat saja kasus Lehman Brothers yang mengakibatkan keruntuhan ekonomi Amerika beberapa tahun silam. Kasus ini terjadi karena akuntannya tidak memiliki etika yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan.

Islam sendiri belajar dari akhlak Nabi Muhammad SAW yang sangat mengedepankan etika dalam segala aspek kehidupan. Yang kemudian kita terapkan juga dalam ilmu akuntansi. Setelah sesi tanya jawab, beliau mengatakan bahwa perjuangan terhadap perkembangan akuntansi islam terus dilakukan secara bersama-sama oleh para akademisi dan praktisi. Baik itu dari sisi keilmuan maupun dari sisi PSAK Syariah-nya sendiri.

“Saya bersama tim Tazkia sudah berencana membuat Ensiklopedi khusus Akuntansi Syariah. Saya secara khusus mendapat bagian membuat bab mengenai Islamic Capital Budgeting”, tandasnya. Memang usaha keras diperlukan mengingat Tazkia sebagai pioneer Jurusan Akuntansi Islam di Indonesia. Beliau mengingat bahwa akreditasi pertama kali didapat pada tahun 2008. Dengan kampus yang sebegitu kecil, acuan bahan ajar pun masih minim mengenai akuntansi islam. Bahkan salah satu tim assessor yang melakukan pengecekan kala itu, Prof. DR. Gagaring Pagalung, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dari Universitas Hasanuddin mengatakan bahwa sepanjang sejarah beliau menjadi asesor baru kali ini beliau menemui Jurusan Akuntansi Islam. Sebelum-sebelumnya hanya Jurusan Akuntansi saja tanpa embel-embel syariah.

Pada pukul 14:45 acara ini selesai sekaligus ditutup dengan doa oleh MC. Harapannya, semoga STEI Tazkia sukses melahirkan generasi-generasi mujahid ekonomi islam (akuntansi syariah) di Indonesia. Siapa tahu, 10 tahun ke depan, 15 tahun ke depan Akuntansi Syariah sudah berkembang pesat di tanah air bahkan mendunia. Lihat saja sekarang ini, ekonomi syariah sudah berkembang pesat di negara Ratu Elizabeth, Inggris. Tidak mustahil pula bila dunia akan memandang ekonomi syariah ke depannya. (day)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar